BUKAN DUNIA, tapi KITA...
My precious,
Kebahagiaan akan datang padamu saat engkau
PERCAYA, bila selama ini jiwamu tertekan dan teraniaya oleh orang-orang yang
mengatasnamakan cinta untuk menjeratmu, tetaplah merangkul mereka dalam doa, walau kini mereka murka karena engkau berani berbalik dan
melangkah pergi. Tetaplah mengampuni mereka yang begitu pandainya menciptakan
drama seolah yang terjadi adalah yang sebaliknya dan menumpahkan segala
kebencian dan membuat seolah engkau yang telah menyakiti mereka karena engkau
telah memiliki keteguhan untuk pergi dan mengatakan 'TIDAK' pada apa yang
mereka inginkan.
Tidak mudah mendapatkan hidup kita kembali,
terutama setelah kehidupan kita terenggut selama entah berapa lama dan
diselimuti oleh kebohongan dan manipulasi. Namun saat kita mampu mengambil
keputusan untuk melangkah, bersukacitalah karena akhirnya kita bisa kembali
menjadi insan Allah yang utuh, dan semua yang mungkin pernah terenggut dan segala sesuatu yang tampaknya telah diselimuti oleh kebohongan dan manipulasi selama
bertahun-tahun, lenyaplah sudah.
Bila dunia tidak setuju dengan apa yang kita
rasakan, itu bukan karena dunia kejam atau tidak adil, dunia hanya tidak mengerti bahwa apa yang kita rasakan itu
mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita yang secara perlahan menghancurkan
diri kita sendiri.
Bila dunia seolah mengatakan kita egois, hal itu
bukanlah karena dunia tidak peduli dan acuh tak acuh akan apa yg kita rasakan;
dunia hanya tidak mengetahui saat kita hidup dalam kepedihan panjang yang tidak
tampak secara kasat mata di depan dunia, dan dunia tidak menyaksikan bahwa jiwa
kita hancur perlahan hingga bahkan kesehatan kitapun hancur sedikit demi sedikit, dunia hanya akan berkata, "Kasihan dia" tanpa
mampu berbuat apa-apa atau bahkan mengurangi rasa sakit itu.
Bila dunia tidak sependapat dengan langkah akan
kita ambil, bukanlah karena dunia ingin menentang kita, dunia hanya tidak merasakan apa yang kita rasakan, betapa pedihnya rasa duri yang menancap di telapak kaki kita selama
kita melangkah dalam dalam tekanan, kebohongan dan manipulasi itu.
Karena, selama ini...
Bukan dunia yang menutupi segala sesuatu demi
ini dan itu.
Bukan dunia yang merasakan bahwa beban itu jadi
makin berat karena setiap harinya muncul obligasi baru yang semakin
menjerat.
Bukan dunia yang merasakan bahwa selama ini
beban itu jadi makin menyiksa karena selain kita harus alami semua kekejian dan
berkompromi atas apa yang dilakukan oleh orang yang menguasai hidup kita
dengan menciptakan kondisi yang mereka inginkan; kita juga harus bersikap
seolah semua baik-baik saja dan kita seolah tampak menikmati siksaan itu.
Bukan dunia yang harus bersandiwara didepan
siapapun bahwa kita seolah
mencintai seseorang hanya karena orang itu mencintai
kekuasaannya atas kita.
Bukan dunia yang meraskaan
siksaan keharusan itu walau jiwa
kita berontak atas kekejaman yang dilakukan atas hidup kita dengan
mengatasnamakan cinta.
Bukan dunia yang harus berjuang untuk
menyenangkan orang-orang yang menguasai hidup kita.
Bukan dunia yang akhirnya tersakiti secara batin
dan mencoba menikmatinya; yang pada akhirnya lama kelamaan menjadi racun yang menggerogoti jiwa dan fisik
kita.
Juga... Bukan dunia yang harus menjaga sesuatu
dan bertahan dalam kondisi yang telah dipelintir oleh orang-orang yang memiliki
kuasa atas kita karena mampu memanfaatkan kita sebaik mungkin selama periode
waktu tertentu.
Dan kini....
Bukan dunia yang harus
berhadapan dengan kenyataan bahwa yang benar adalah apa yang dikatakan oleh
mereka yang telah menguasai hidup kita selama entah berapa lama, namun
berbahagialah engkau yang berani mengambil keputusan menentang semua dengan
satu pengertian bahwa Allah mengerti dan mengenal hati kita.
Dan walau kini engkau
dihujat...
di sakiti...
bahkan dipersalahkan akan
segala sesuatu...
Ingatlah...
Bahwa semakin engkau
direndahkan, semakin mulialah engkau di hadapanNYA.
Bahwa semakin pandai mereka
mengumbar drama kehidupannya dan menempatkanmu sebagai tokoh si ‘jahat’,
semakin hati dan jiwamu berbahagia karena engkau melakukan apa yang engkau
yakini, sedangkan mereka sedang bersusah payah menyenangkan penonton drama
kehidupannya.
Dan semua rangkaian
kejadian yang tampak menyakitkan ini hanya sebuah proses yang semakin
menguatkanmu, semakin membuat engkau bersyukur karena engkau telah keluar dari
sebuah kondisi yang selama ini selalu kau turuti dan ikuti, semakin membuat
engkau menyadari bahwa engkapun punya hak hidup dan hak berkarya yang sama
dengan orang lain, engkau bukanlah sekedar sosok penggembira dan pemuas
keinginan orang-orang tertentu, bahwa engkau bukanlah orang yang tidak
bersyukur atas keindahan yang juga tetap muncul di tengah jeratan itu, dan
engkau tetap berjuang untuk tetap membuat keindahan itu indah dan memukau
dengan caramu yang tetap mengandalkan kasih sayang sebagai dasar dalam
melakukan apapun yang ingin kau lakukan, bukan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh orang-orang yang ingin menguasaimu.
Sehingga akhirnya kelak,
engkau akan menyadari,
“ONLY THE DEAD FISH GOES
WITH THE FLOW”
Hanya jiwa yang matilah
yang berdiam dalam kondisi-kondisi yang selama ini telah engkau jalani...
Kini, saat engkau telah
berbalik dan mengerahkan tenagamu untuk meraih apa yang telah lama ingin kau
raih, mungkin engkau harus melawan arus yang teramat kuat, mungkin engkau harus
melewati rintangan yang tidak terbayangkan oleh banyak orang, mungkin engkau
akan harus menjalani penghakiman sosial dan dianggap manusia yang berbeda
dengan sekelilingmu...
Well, in my opinion....
The difference between
ORDINARY and EXTRAORDINARY is that little EXTRA in between, and who knows, that
you can be more than EXTRA by being DIFFERENT...
With love,
Lisa Fransiska Sitompul
November 16th, 2012